Pernah nggak sih kamu bingung menentukan harga produk atau jasa yang kamu tawarkan? Terlalu mahal, takut pelanggan kabur. Terlalu murah, khawatir nggak dapat untung. Nah, penetapan harga itu nggak cuma tentang angka, tapi juga strategi. Yuk, simak strategi penetapan harga yang bisa bikin bisnismu lebih menarik dan profitable!
Kenapa Strategi Penetapan Harga Itu Penting?
Sebelum kita bahas strateginya, mari kita pahami dulu kenapa penetapan harga itu penting. Harga adalah salah satu faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian pelanggan. Selain itu, harga juga menentukan seberapa besar profit yang bisa kamu dapatkan.
Jadi, kalau kamu pengen bisnismu sukses, pastikan kamu punya strategi penetapan harga yang tepat.
1. Cost-Plus Pricing
Strategi pertama adalah cost-plus pricing. Ini adalah strategi paling dasar di mana kamu menambahkan markup (keuntungan) ke biaya produksi. Misalnya, biaya produksi satu produk adalah Rp 50.000, dan kamu ingin profit 20%, maka harga jualnya adalah Rp 60.000.
Kelebihan strategi ini adalah sederhana dan mudah dihitung. Tapi, kelemahannya adalah nggak memperhitungkan faktor lain seperti persaingan atau daya beli pelanggan.
2. Competitive Pricing
Competitive pricing adalah strategi di mana kamu menetapkan harga berdasarkan harga pesaing. Misalnya, kalau kompetitor menjual produk sejenis dengan harga Rp 100.000, kamu bisa menetapkan harga yang sama atau sedikit lebih rendah/murah untuk menarik pelanggan.
Strategi ini cocok buat bisnis yang berada di pasar yang kompetitif. Tapi, hati-hati, jangan sampai terjebak dalam perang harga yang bisa bikin profitmu menipis.
3. Value-Based Pricing
Value-based pricing adalah strategi di mana harga ditetapkan berdasarkan nilai yang dirasakan pelanggan. Jadi, nggak cuma melihat biaya produksi, tapi juga seberapa besar pelanggan menghargai produk atau jasa tersebut.
Misalnya, produk skincare dengan bahan premium bisa dijual lebih mahal karena pelanggan merasa produk tersebut memberikan manfaat lebih. Strategi ini cocok buat produk atau jasa yang punya nilai tambah atau keunikan tersendiri.
4. Penetration Pricing
Penetration pricing adalah strategi di mana kamu menetapkan harga rendah saat pertama kali masuk pasar untuk menarik pelanggan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan market share yang besar dengan cepat.
Setelah punya banyak pelanggan, baru kamu naikkan harga secara bertahap. Strategi ini cocok buat produk baru atau bisnis yang ingin cepat dikenal. Tapi, pastikan kamu punya rencana untuk menaikkan harga di kemudian hari.
Baca juga : Tips Menyusun Rencana Keuangan Tahunan untuk Keuangan yang Lebih Stabil
5. Skimming Pricing
Kebalikan dari penetration pricing, skimming pricing adalah strategi di mana kamu menetapkan harga tinggi saat pertama kali meluncurkan produk. Tujuannya adalah untuk mendapatkan profit maksimal dari segmen pelanggan yang nggak terlalu sensitif terhadap harga.
Setelah pasar mulai jenuh, baru kamu turunkan harga untuk menarik segmen pelanggan yang lebih luas. Strategi ini cocok buat produk inovatif atau teknologi terbaru.
6. Bundle Pricing
Bundle pricing adalah strategi di mana kamu menawarkan beberapa produk dalam satu paket dengan harga yang lebih murah dibandingkan jika dibeli secara terpisah. Misalnya, beli 3 produk dengan harga Rp 200.000, padahal harga normalnya Rp 250.000.
Strategi ini cocok buat meningkatkan penjualan produk yang kurang laris atau untuk membersihkan stok. Selain itu, pelanggan juga merasa dapat nilai lebih.
7. Psychological Pricing
Psychological pricing adalah strategi di mana harga ditetapkan berdasarkan psikologi pelanggan. Misalnya, menetapkan harga Rp 99.999 daripada Rp 100.000. Angka 99.999 terlihat lebih murah di mata pelanggan, meskipun bedanya cuma Rp 1.
Strategi ini cocok buat menarik perhatian pelanggan dan meningkatkan penjualan.
8. Dynamic Pricing
Dynamic pricing adalah strategi di mana harga bisa berubah-ubah berdasarkan permintaan, waktu, atau kondisi pasar. Misalnya, harga tiket pesawat yang lebih mahal saat musim liburan atau harga hotel yang lebih murah di weekdays.
Strategi ini cocok buat bisnis yang punya fluktuasi permintaan tinggi, seperti transportasi atau hospitality.
9. Freemium Pricing
Freemium pricing adalah strategi di mana kamu menawarkan produk atau layanan dasar secara gratis, tapi mengenakan biaya untuk fitur premium. Misalnya, aplikasi yang bisa diunduh gratis, tapi ada fitur tambahan yang harus dibayar.
Strategi ini cocok buat bisnis digital atau software, karena bisa menarik banyak pengguna dan mengkonversi mereka menjadi pelanggan berbayar.
10. Discount and Promotional Pricing
Terakhir, ada discount and promotional pricing. Ini adalah strategi di mana kamu menawarkan diskon atau promo untuk menarik pelanggan. Misalnya, diskon 50% untuk pembelian pertama atau buy 1 get 1 free.
Strategi ini cocok buat meningkatkan penjualan dalam waktu singkat atau menarik pelanggan baru. Tapi, jangan terlalu sering, karena bisa bikin pelanggan terbiasa dengan harga diskon.
Kesimpulan: Pilih Strategi yang Sesuai dengan Bisnismu
Menetapkan harga itu nggak cuma tentang angka, tapi juga tentang strategi. Pilih strategi yang sesuai dengan jenis bisnis, target pasar, dan tujuanmu. Jangan ragu untuk mencoba beberapa strategi dan mengevaluasi mana yang paling efektif.
Jadi, sudah siap menentukan harga yang tepat untuk bisnismu? Yuk, mulai sekarang juga!